Lentera, Muara Bungo – Hampir satu tahun sudah Doi Fullah, seorang pemuda alumni SMA Negeri 2 Muara Bungo, Provinsi Jambi, mengalami penderitaan berat usai diduga menjadi korban pengeroyokan. Sejak peristiwa memilukan yang terjadi pada 25 Agustus 2024, masa depan Doi seakan terhenti—ia tidak bisa melanjutkan pendidikan dan kini harus menjalani perawatan rutin di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jambi akibat trauma dan gangguan kesehatan mental.
Sang ayah, Abuzar, tak kuasa menahan kesedihannya. Kepada awak media, ia menceritakan bahwa anaknya diduga mengalami gegar otak setelah dianiaya oleh dua orang yang dikenalnya, yakni Zikra dan Zikri.
“Setelah kejadian itu, anak saya sering muntah, pusing, bahkan mengalami perubahan perilaku. Kata dokter, itu dampak dari gegar otak di bagian belakang kepala akibat pukulan,” ujar Abuzar, Kamis (22/5/2025).
Ironisnya, walau laporan sudah dilayangkan ke Polres Bungo sejak 26 Agustus 2024 dengan bukti tanda terima pengaduan nomor STPP/473/VIII/2024/RES 2.5/SPKT/Res Bungo, hingga kini belum ada tanda-tanda penegakan hukum terhadap pelaku.
“Pelaku masih bebas berkeliaran. Saya sudah berulang kali menghubungi dan bahkan menemui pihak keluarga pelaku, tapi tidak ada sedikit pun itikad baik. Anak saya menderita, tapi mereka tidak peduli,” ungkap Abuzar dengan nada kecewa.
Menurut keterangan dalam laporan, peristiwa bermula saat Doi dan temannya Gilang selesai bermain futsal di Lapangan Gongsi, Muara Bungo. Saat hendak bersalaman, Doi justru ditendang oleh salah satu pelaku. Tidak hanya itu, pelaku kemudian menghentikan Doi di jalan dan memukul bagian belakang kepalanya hingga membuat Doi mengalami gejala serius.
Kini, Abuzar hanya bisa berharap kepada aparat penegak hukum untuk bertindak adil.
“Saya mohon keadilan untuk anak saya. Sudah terlalu lama kami menunggu. Kepada Kapolres Bungo, Kapolda Jambi, hingga Bapak Kapolri, tolong bantu kami. Anak saya bukan hanya korban, tapi juga saksi bisu dari lambannya proses hukum,” pungkasnya.
Komentar